Friday, April 12, 2013

Read The World Like a Book



Malam Kebudayaan JENESYS 2007
The world is a book and those who do not travel read only one page.” - St. Augustine

Seperti kata Anas Urbaningrum bahwa ini saatnya membuka halaman baru. Seperti halnya permainan, tidak akan lebih menarik tanpa adanya level selanjutnya. Begitu juga kehidupan dan petualangan, selalu ingin menjajal sesuatu yang baru.

Impianku adalah pergi ke seluruh penjuru dunia. Dari Asia, Amerika, Eropa, Oceania, Afrika, dan yang paling ultimate dari rencan saya adalah kutub utara.  I do really want to see aurora. Since the very first of my life, which was my childhood, saya sudah bermimpi untuk pergi keluar negeri. Ini benar-benar mimpi. Pernah di suatu siang, saat setelah saya pulang sekolah (waktu itu masih SD), saya tidur siang dan berimpi pergi ke Malaysia. Pada saat itu, saya kira harga tiket pesawat ke Malaysia adalah yang paling murah. Sejak saat itu, saya selalu percaya bahwa suatu hari saya akan benar-benar keliling dunia. 

Beranjak SMA, satu-persatu jalan dibukakan. Saya dikenalkan dengan seseorang dari Dinas Pemuda dan Olahraga tentang Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN). Singkat cerita, saya berangkat bersama beberapa teman dan guru untuk mengikuti seleksi. Dengan persiapan seadanya dan minimnya akomodasi (tidur di Masjid Semarang karena jarak antara Banjarnegara dan Semarang cukup jauh, dan pada saat itu tidak punya cukup dana untuk sewa hotel). Pada saat registrasi, berkas-berkas pendaftaran saya langsung ditolak karena ternyata saya belum cukup umur untuk mengikuti salah satu program PPAN. Rasa kecewa mulai menghantui pikiranku. Namun ada satu semangat yang muncul ketika guruku mengatakan “kamu harus ikut program PPAN saat kuliah nanti, kamu pasti bisa”. Hilang sudah rasa kecewa. 

Untuk mengobati rasa penasaran atas program pertukaran ke luar negeri, mumpung masih di Semarang, kami menyempatkan diri mampir ke Bina Antarbudaya, sebuah lembaga nirlaba yang dipercaya sebagai partner untuk mengelola berbagai program pertukaran pelajar. Disitu kami diberi informasi yang sangat relevan dengan usia kami. Kami pulang dengan membawa mimpi yang terbarukan. 

Setelah melakukan berbagai persiapan, akhirnya saya mengikuti seleksi program AFS (American Field Service) yang diselenggarakan oleh Bina Antarbudaya di SMP 3 Semarang. Seleksi dilakukan sebanyak tiga tahap, yaitu tertulis, wawancara, dan dinamika grup. Tiga tahap tersebut dilaksanakan pada waktu yang berbeda, dan memiliki jeda yang cukup lama antara seleksi dan pengunguman peserta yang lolos ke tahap selanjutnya. Akhirnya, saya lolos untuk mengikuti short program JENESYS ke Jepang selama beberapa hari. Hal ini makin membuat saya percaya bahwa keliling dunia adalah hal yang bisa saya gapai. 

Sebelum berangkat, saya dibekali dengan banyak pengetahuan melalui trainig yang diadakan di Jakarta bersama seluruh peserta dari provinsi lainnya. Banyak pelajaran berharga yang disampaikan oleh pembicara yang luar biasa. Salah satu hal yang saya yakini adalah “sekali kita ke luar negeri, akan terbuka banyak kesempatan untuk menjelajah bagian dunia yang lainnya”.

Landing di Toronto

Ternyata benar adanya, setelah program JENESYS, tanpa disengaja saya melihat pengumuman untuk mengikuti PPAN. Walaupun sudah terlambat untuk mengumpulkan berkas-berkas pendaftaran, saya tetap datang di seleksi untuk mencoba peruntungan, siapa tahu saya masih punya kesempatan untuk mendaftar. Ternyata benar, saya masih bisa mendaftar dan setelah melaluai berberapa tahap seleksi, saya lolos. Dimulailah perjalanan kedua saya ke Canada. Perjalanan yang luar biasa yang tidak akan pernah saya lupakan.