Monday, July 11, 2011

Mindset Pemimpin


Tadi sore, saya duduk berdua dengan pacar saya di depan UPT Unsoed. Sore yang indah dengan angin yang sepoi-sepoi membawa kami ngobrol tentang menjadi pemimpin. Lalu kami mulai mengkategorikan pemimpin menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah pemimpin yang mendapatkan posisinya melalui public figure dan yang kedua adalah pemimpin yang menjadi NOL.

Yang pertama, pemimpin yang mendapatkan posisi melalui public figure adalah pemimpin yang harus terkenal dulu, baru kemudian dipilih oleh yang berwenang untuk menjadi pemimpin mereka. Pemimpin macam ini biasanya didapatkan di organisasi-organisasi, partai politik, dan pemerintahan.

Untuk menjadi terkenal, para calon pemimpin biasanya melakukan kampanye. Baik itu di kampus (organisasi), kabupaten (calon DPRD), atau televisi nasional (presiden). “Mereka belum dikenal sebelum kampanye, kemudian menjadi terkenal saat kampanye, dan akhirnya dilupakan setelah kampanye” mengutip kata-kata pacar saya. (lucu juga :D)

Ada beberapa tantangan untuk menjadi pemimpin macam ini. Diantaranya adalah biaya yang tinggi untuk kampanye dan membeli topeng. Kenapa ada biaya untuk membeli topeng? Karena biasanya pemimpin macam ini sangat dikenal di mata masyarakat (baik kampus, lokal, maupun nasional) sehingga ada tuntutan yang tidak tertulis dari masyarakat yang menginginkan mereka untuk selalu tampil sempurna. Padahal yang namanya manusia tidak ada yang sempurna, jadi harus ada yang ditutupi dengan topeng yang sangat mahal harganya, yaitu topeng menjadi diri sendiri (manusia).

Tipe pemimpin yang kedua adalah pemimpin yang menjadi NOL. Maksudnya apa? Diambil dari buku Sun Tzu, pemimpin menjadi NOL maksudnya adalah pemimpin yang awalnya tidak dikenal oleh masyarakat alias bukan menjadi public figure terlebuh dahulu. Pemimpin macam ini sengaja untuk meniadakan diri dari masyarakat. Membuat dirinya tidak dianggap begitu penting. Menjadi NOL, kemudian punya seribu, akhirnya punya semua.

Dengan bertindak seperti itu, hanya akan ada sedikit orang yang memperhatikan atau menilai dia. Ini merupakan sebuah keuntungan besar buat dia, kerena at least dia bisa menjadi dirinya sendiri dan melakukan apa yang benar-benar menjadi passionnya.

Kemudian, seorang pemimpin tipe ini, setelah menjadi tiada di masyarakat, dia melakukan langkah-langkah atau tindakan yang cemerlang yang kemudian banyak orang merasakan manfaatnya. Setelah itu, biasanya masyarakat akan menjadi pengikut sejati pemimpin macam ini. Semakin sering dan lama dia melakukan kegiatan, semakin banyak lah pengikutnya. Hal ini biasanya terjadi pada pengusaha yang banyak melakukan kegiatan sosial.

Beberapa perbedaan pemimpin public figure dan pemimpin menjadi NOL yang pertama adalah pemimpin menjadi NOL bebas menjadi diri sendiri sendangkan pemimpin public figure tidak. Pemimpin menjadi NOL memiliki pengikut sejati sedangkan pemimpin public figure tidak, mereka hanya mempunyai fake follower yang hanya sementara (biasanya karena uang atau kepentingan masing-masing). Pemimpin menjadi NOL biasanya sudah melakukan sesuatu lalu diikuti sedangkan pemimpin public figure belum melaukan apa-apa hanya mengatakan “saya akan”.

So, mau jadi pemimpin yang mana?

2 comments: